Revolusi Pendidikan: Mengapa Kurikulum Deep Learning dan Ujian Nasional Harus Dipertimbangkan dengan Bijak
Di tengah dinamika pendidikan yang terus berkembang, Indonesia kembali dihadapkan pada wacana perubahan signifikan: penggantian Kurikulum Merdeka dengan kurikulum baru berbasis deep learning serta rencana diadakannya kembali Ujian Nasional. Langkah ini memicu pro dan kontra di kalangan pendidik, orang tua, dan siswa. Dengan berbagai pengalaman dan tantangan yang telah dihadapi, penting untuk mempertimbangkan dengan bijak keputusan yang akan mengubah wajah pendidikan nasional ini.
Kurikulum Merdeka dan Keunggulannya
Kurikulum Merdeka diperkenalkan sebagai
jawaban atas tuntutan pendidikan modern. Kurikulum ini berfokus pada pendekatan
yang lebih fleksibel dan mengutamakan kemerdekaan belajar
Memahami Kurikulum Deep Learning
Deep learning
dalam konteks pendidikan bukan sekadar teknologi pembelajaran berbasis
kecerdasan buatan (AI), tetapi lebih kepada pendekatan yang mendorong siswa
untuk memahami materi secara mendalam. Kurikulum berbasis deep learning
bertujuan untuk membekali siswa dengan keterampilan berpikir kritis, kemampuan
menganalisis, dan aplikasi pengetahuan pada situasi nyata
Pendekatan ini juga memerlukan pelatihan
intensif bagi para guru agar mereka mampu mengimplementasikan metode pengajaran
berbasis deep learning. Tanpa kesiapan yang memadai, transisi ini
berisiko menciptakan ketimpangan lebih lanjut antara sekolah yang memiliki
fasilitas dan yang tidak
Kembalinya Ujian Nasional: Antara Nostalgia dan Realitas
Keputusan untuk mengembalikan Ujian
Nasional (UN) memunculkan kembali perdebatan yang telah lama ada. Sebelumnya,
UN dihapuskan karena dianggap menempatkan beban yang berat pada siswa dan
sering kali memaksa mereka untuk menghafal daripada memahami
Dalam konteks penerapan kurikulum berbasis
deep learning, kembalinya UN bisa dianggap kontradiktif. Evaluasi
berbasis deep learning seharusnya lebih menekankan pada proyek,
penelitian, dan aplikasi pengetahuan, bukan sekadar tes pilihan ganda yang
menilai hafalan
Tantangan dan Solusi Implementasi
Pemerintah perlu melakukan kajian yang
komprehensif tentang bagaimana kurikulum deep learning dan UN bisa
berjalan beriringan (OECD, 2018). Beberapa hal yang harus dipertimbangkan
meliputi:
1.
Pelatihan Guru yang Intensif:
Guru harus dipersiapkan dengan pelatihan yang memadai agar mampu mengajar dan
menggunakan pendekatan deep learning
2.
Pemerataan Sumber Daya:
Kesenjangan fasilitas pendidikan di kota dan daerah terpencil harus diatasi.
Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang cukup untuk menyediakan
infrastruktur dasar, seperti akses internet dan perangkat komputer
3.
Evaluasi yang Holistik:
Jika UN dihidupkan kembali, formatnya perlu diperbarui. Tes ini harus mampu
menilai kemampuan berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah, dan
pemahaman yang mendalam
4.
Partisipasi Semua Pihak:
Pengambilan keputusan ini harus melibatkan masukan dari berbagai pihak,
termasuk akademisi, praktisi pendidikan, siswa, dan orang tua
Bijak Menimbang Langkah ke Depan
Pertimbangan untuk mengganti kurikulum
dengan pendekatan baru harus melibatkan berbagai pihak: akademisi, guru,
psikolog pendidikan, dan tentu saja, siswa dan orang tua
Dengan mempertimbangkan kelebihan dan
kekurangan setiap pendekatan, serta kesiapan infrastruktur dan pelatihan guru,
revolusi pendidikan ini berpotensi membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Tanpa kebijakan yang matang dan bijak, perubahan ini bisa menjadi bumerang
yang justru menambah beban tanpa hasil yang nyata
Penutup
Perubahan dalam pendidikan tidak bisa
dihindari, tetapi setiap langkah yang diambil harus dipertimbangkan dengan
hati-hati. Kurikulum deep learning dan Ujian Nasional memiliki potensi
untuk memperbaiki dan menguatkan sistem pendidikan, asalkan diterapkan dengan
pertimbangan yang matang dan komitmen untuk memastikan pemerataan akses
pendidikan berkualitas. Mari kita berharap bahwa kebijakan pendidikan yang
diambil akan membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan,
bukan hanya menjadi angka di atas kertas.
Referensi
Anderson, L. W., &
Krathwohl, D. R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing:
A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Longman.
Johnson, D. W., &
Johnson, R. T. (2014). Cooperation and the Use of Technology in Education.
Educational Technology Research and Development.
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2022). Laporan Implementasi Kurikulum
Merdeka.
OECD. (2018). The
Future of Education and Skills: Education 2030. OECD Publishing.
Suyanto, S. (2020). Kurikulum
Merdeka: Implementasi dan Tantangannya di Indonesia. Pustaka Pendidikan.
UN harus diformat ulang
BalasHapus